Minggu, 27 September 2015

Ulasan Singkat Teori Bunyi


Manusia memiliki panca indera. Salah satunya adalah telinga, dari telingalah kita dapat mendengar bunyi / suara. Lalu seperti apakah bunyi itu.

Pada dasarnya bunyi adalah hasil energi dari benda yang bergetar yang sampai ke indra pendengaran kita.

Sifat bunyi sendiri :

1. Di timbulkan oleh benda yang bergetar

2. Berbentung gelombang longitudinal

3. Memerlukan medium untuk perambatannya

4. Dapat dipantulkan

5. Dapat terjadi resonasi

Syarat terdengarnya bunyi sendiri ada 3 faktor yang mempengaruhi.
Yaitu adanya sumber bunyi → adanya zat antara atau medium → dan adanya pendengarnya.


Sumber Bunyi

Sumber bunyi adalah segala sesuatu yang bergetar. Kuat dan lemahnya sumber bunyi tergantung pada besar kecilnya amplitudo getaran dan jauh dekatnya sumber bunyi dengan pendengaran.  Contoh misalkan kita bermain alat musik snare drum. Pukulan stik yang kuat pada snare drum akan menghasilkan bunyi yang kuat. Sedangkan pukulan yang lemah menghasilkan bunyi yang lemah. Hal itu disebabkan karena pukulan yang kuat menyebabkan simpang getar atau amplitudo lebih besar di bandingkan amplitudo pada pukulan yang lemah.
Sedangkan untuk jarak sumber bunyi, kuat bunyi dapat terdengar berbeda jika jarak pendengar terhadap sumber bunyi juga berbeda. Contohnya ketika kita melihat pentas musik di lapangan terbuka kita berada di depan panggung berjarak 10 meter maka akan mendengar lebih keras bila di banding di depan panggung dengan jarak 50 meter.


Zat Antara ( medium )

Gelombang bunyi dapat di dengar apabila ada zat antara atau medium untuk merambat sampai ke pendengar. Bunyi merambat melalu zat antara berupa gas atau udara, zat cair dan zat padat. Di dalam ruang hampa gelombang bunyi tidak dapat di dengar.


Pendengar

Bunyi dapat di dengar apa bila ada pendengar. Manusia memiliki indra pendengar yaitu telinga. Gelombang bunyi ditangkap oleh telinga luar lalu masuk ke liang telinga dan menggetarkan selaput gendang atau selaput timpani. Getaran akan menggetarkan tulang - tulang pendengaran di dalam telinga tengah, di teruskan ke telinga dalam. Di dalam telinga dalam terdapat organ menyerupai rumah siput ( koklea ) yang berisi cairan limfa. Fungsi cairan limfa sendiri adalah sebagai penghantar getaran ke ujung syaraf pendengaran yang tersambung ke otak.


Bunyi adalah gelombang Longitudinal.
Yaitu adalah gelombang yang merambat sejajar atau berimpit dengan arah getarannya. Berbentuk rapatan dan renggangan.


Cepat Rambat Bunyi
Cepat rambat bunyi di udara memiliki sifat :

1. Di pengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu udara, semakin cepat pula bunyi merambat.

2. Tidak di pengaruhi oleh tekanan udara.

Cepat rambat bunyi pada zat padat lebih cepat dari pada di dalam zat cair.
Cepat rambat bunyi di zat cair lebih cepat dari pada di udara.

Cepat rambat bunyi pertama kali di teliti oleh fisikawan belanda bernama Moll dan Van Beek. Dengan cara menembakan dua meriam secara bergantian. Meriam di letakkan di puncak dua bukit yang jaraknya 18 km. Percobaan dilakukan malam hari untuk mempermudah mengamati selang waktu antara percikan api dari moncong meriam dan terdengarnya bunyi. Maka di simpulkan cepat rambat bunyi di udara dapat dihitung. Apabila cepat rambat bunyi dinyatakan dengan ( V ), jarak ( S ), Waktu ( t )

maka rumusnya adalah

V = S÷t atau S = V•t

Berikut cepat rambat bunyi pada berbagai medium.



Bunyi dan Nada

Benda - benda yang bergetar akan menghasilkan bunyi. Jika jumlah getaran setiap detik frekuensinya teratur, akan di hasilkan bunyi yang merdu. Sebaliknya bila frekuensinya tidak beraturan, tinggi rendahnya bunyi yang dihasilkan juga tidak beraturan sehingga bunyi yang terdengar tidak merdu. Bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada. Bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah. Misalnya bunyi ombak, angin.

Pengaruh Frekuensi Terhadap Tinggi Nada.
Frekuensi bunyi adalah banyaknya getaran yang terjadi setiap sekon. Satuannya dinyatakan dalam getaran per sekon atau hertz ( Hz ). Apabila frekuensi bunyi rendah maka akan menghasilkan nada rendah, sebaliknya apabila frekuensi tinggi maka akan menghasilkan nada tinggi.


Alat Musik

Berdasarkan memainkannya alat musik di bagi menjadi empat :
Alat musik petik : gitar, kecapi, harpa dll
Alat musik gesek : biola, cello, contra bass dll
Alat musik tiup : suling, flute, oboe dll
Alat musik pukul : drum, gamelan, timpani dll

Dalam teori musik dikenal dengan nada dasar. Misalnya nada C mayor. Nada dasar adalah kunci yang di gunakan untuk menyerasikan atau mnyelaraskan nada alat musik yang satu dengan alat musik yang lain. Nada dasar juga menyesuaikan suara penyanyi dengan alat musik.
Setiap alat musik akan menghasilkan nada tertentu. Oleh karena itu disusunlah sederetan nada dari nada yang frekuensinya rendah sampai nada dengan frekuensi tinggi.  Selanjutnya yang di kenal dengan deret nada atau tangga nada. Tangga nada di beri notasi do re mi fa sol la si dan disebut tangga nada diantonik. Tiap nada memiliki frekuensi yang berlaku internasional. Nada yang serasi yang di dasarkan pada perbandingan khusus disebut oktaf. Maka dapat di simpulkan bunyi yang dengan frekuensi teratur akan menghasilkan nada, dan nada yang terangkai indah dapat menghasilkan bunyi yang indah pula.


Batas Pendengaran Manusia
Semua benda yang bergetar menghasilkan bunyi. Tetapi tidak semua bunyi bisa ditangkap oleh indra pendengaran manusia. Telinga manusia hanya dapat mendengar frekuensi antara 20Hz → 20.000 Hz, atau di sebut dengan Audiosonik. Sedangkan frekuensi kurang dari 20 Hz disebut Infrasonik dan diatas 20.000 Hz disebut Ultrasonik.



Sumber : Teori Dasar Teknologi Musik

Tidak ada komentar: